Evaluasi Gregoria Mariska Usai Gagal di Thailand Masters 2020

Gregoria Mariska Tunjung gagal berbicara banyak di ajang Thailand Masters 2020. Tunggal putri terbaik Indonesia itu hanya mampu berkiprah hingga babak perempat final. Di delapan besar, langkahnya dihentikan unggulan pertama asal Jepang, Akane Yamaguchi.

Gregoria menyerah dua game langsung dengan skor akhir 23-25 dan 14-21. Kekalahan ini memperpanjang catatan buruk Gregoria atas Yamaguchi. Dalam lima kali pertemuan, Gregoria belum sekalipun memetik kemenangan.

Usai turnamen ini, Gregoria pun mengevaluasi diri. Menurutnya masih banyak hal yang harus diperbaiki. Salah satunya dari sisi mental. Menurutnya ia harus bisa mengendalikan tekanan di lapangan pertandingan.

“Saya harus memperbaiki mental di lapangan. Selain itu saya juga harus bisa mengendalikan pressure dengan baik. Karena menurut saya, selama ini kayanya itu yang bikin kalah selama ini. Kalau lawan pemain-pemain top memang pasti saya masih kalah dari segi teknik dan fisik, saya masih di bawah mereka,” beber Gregoria seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

“Tapi yang paling penting harus bisa melawan diri sendiri. Karena selain di lapangan ada lawan yang dihadapi, saya juga harus melawan diri sendiri. Sekarang saya masih banyak ambil pusing ke sana. Pengennya kedepannya saya bisa lebih tenang, dan lebih tahu lah harus bagaimana berbuat di lapangan,” sambungnya.

Saat ini Gregoria terus menggenjot performa agar bisa berlaga di Olimpiade Tokyo 2020. Saat ini setiap pebulutangkis sedang bergiat mengumpulkan poin yang akan berakhir pada Mei mendatang.

“Semua atlet pasti sudah bersiap dan terus bersaing ketat. Nggak cuma antar negara, tapi di dalam negaranya juga pasti masing-masing bersaing untuk bisa masuk, lolos ke Olimpiade. Kalau saya sendiri saya punya target, kalau lolos Olimpiade nanti bukan cuma karena saya tertinggi saja di antara teman-teman tunggal putri. Tapi memang karena prestasi saya juga bagus dan lolos Olimpiade,” lanjut Gregoria.

Selain Gregoria, di sektor tunggal putri Indonesia memiliki beberapa pemain potensial seperti Fitriani dan Ruselli Hartawan. Menurut Gregoria, ketiganya selalu membantu dalam latihan.

“Dari dalam tim kami saling membantu dengan Fitriani dan Ruselli (Hartwan). Kami tidak bersaing di dalam tim, karena kami kan dikirim terus pertandingan bersama. Tinggal berusaha saja memberikan yang terbaik. Dalam latihan kami saling membantu,” sambungnya.

Selain tunggal putri, sektor tunggal putra pun gagal berbicara banyak di Thailand Masters 2020. Wakil terakhir, Shesar Hiren Rhustavito terhenti di delapan besar setelah kalah dari unggulan dua asal China, Shi Yu Qi dalam dua game langsung dengan skor akhir 19-21, 15-21.

“Yang pertama dari segi main, kalau dilihat dari kekalahannya, dari depannya saya sudah dikontrol lawan. Terus dari bola belakangnya dia variasinya bagus, smashnya susah ditebak. Sementara saya bola depannya terlalu banyak mengumpan kebagusan lawan. Saya dapet bolanya nggak enak terus,” beber Shesar usai laga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *