Gagal di German Open 2022, Begini Evaluasi untuk Pemain Indonesia

Dua kontestan ganda campuran Indonesia yang tersisa di German Open 2022 tak bisa berbuat banyak untuk meraih tiket semifinal.

Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso hanya mampu bertahan hingga babak perempat final.

Walau begitu, sepak terjang dua pasangan andalan Pelatnas PBSI itu mendapat apresiasi dari sang pelatih, Nova Widianto.

“Secara keseluruhan penampilan secara teknis anak-anak sudah bagus. Hanya memang harus ditingkatkan dari segi fokus bermain reli,” beber Nova melansir siaran pers Humas PP PBSI.

Sebagaimana diketahui, Rinov/Pitha tak bisa melewati hadangan pasangan senior asal Inggris Marcus Ellis/Lauren Smith. Keduanya takluk dari unggulan kelima itu usai bertarung rubber game 21-16 16-21 19-21.

Sementara, Adnan/Mychelle kalah dari Adam Hall/Julie Macpherson asal Skotlandia, juga lewat pertarungan tiga game 17-21 21-14 18-21.

Nova mengatakan terkait bola, pihaknya sebenarnya sudah mengantisipasi saat latihan. Hanya saja, ia menilai para pemainnya harus lebih bisa bertahan saat terlibat pertarungan panjang dan ketat.

“Sebenarnya kita sudah antisipasi di latihan dengan memakai bola berat, tapi masih kurang tahan. Ke depan harus lebih tahan lagi kalau reli-reli panjang, terutama di Eropa yang rata-rata bolanya berat karena cuaca dingin. Semoga mereka bisa lebih baik di All England dan turnamen berikutnya,” tegasnya.

Secara khusus terkait Rinov/Pitha, ia berharap pasangan itu bisa lebih bervariasi untuk menembus pertahanan lawan.

“Rinov/Pitha main sudah bagus, hanya kurang tahan sedikt fokusnya di gim ketiga. Di poin-poin akhir, variasi serangannya juga berkurang, banyak smes terus tapi lawan tidak mati karena bolanya berat sekali.”

“Selain itu, sering kecolongan poin di servis dan terima servis. Dari servis, pasangan Inggris berapa kali dapat poin mudah atau minimal bisa ambil permainan duluan, sedangkan kita kurang siap,” sambungnya.

Sementara itu Nova menilai Adnan/Mychelle kurang berani bermain “no lob” dan bermain di depan net.

“Buat Adnan/Mychelle hampir sama. Mereka di gim pertama banyak main bola-bola panjang, kurang berani bermain no lob pendek dan mengadu depan.”

“Waktu main reli juga kurang tahan dan kelihatan down kalau musuh susah dimatikan, inginnya sekali mati,” lanjutnya.

Gagalnya dua pasangan itu membuat Indonesia tak memiliki wakil di babak empat besar. Perjuangan para pemain Indonesia di tur Eropa masih akan berlanjut di ajang bergengsi, All England 2022.

Apakah para pemain Indonesia bisa menebus kegagalan di German Open 2022 untuk berprestasi di Inggris? Semoga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *