Pesepakbola Gay dari Australia Was-was Tampil di Piala Dunia 2022

Pemerintah Qatar selaku tuan rumah Piala Dunia 2022 tidak main-main menegakkan aturan terkait seks dan seksualitas. Kumpul kebo tegas dilarang.

Hal lain yang membuat cemas para pesepakbola dan penonton adalah terkait keberpihakan pada orientasi seksual. Hal ini disadari oleh Josh Cavallo, pemain timnas Australia yang sudah mengaku diri sebagai seorang gay.

Josh sebenarnya ingin berjuang agar dirinya bisa memperkuat Australia di Piala Dunia 2022. Namun, buntut dari pengakuannya sebagai gay pada Oktober tahun lalu, membuatnya harus berpikir panjang untuk terbang ke Timur Tengah.

Pihak Qatar memiliki larangan ketat terkait LGBT. Tidak ada tempat bagi kaum tersebut di negara tersebut.

“Jika saya mewakili Australia di Piala Dunia, dan bisa mengerahkan segalanya, itu akan jadi kehormatan besar. Tapi di waktu bersamaan, terbentur hukum,” beber Josh melansir Marca.

Lebih lanjut pemain 22 tahun itu memikirkan keselamatan dirinya. Ia memang ingin berseragam tim nasional, namun ia tidak mau pada akhirnya bisa membahayakan dirinya.

“Saya igin melakukan sesuatu yang sangat bagus dalam karier saya. Saya selalu bermimpi membela negara saya di Piala Dunia, tapi apakah saya ingin membahayakan hidup saya?” sambungnya.

Kekhawatiran serupa dikemukakan oleh pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate. Sebelumnya, ia khawatir larangan ketat pemerintah Qatar membuat suporter yang memiliki kecendrungan berbeda itu enggan datang.

“Saya menemukan masalah hak asasi manusia cukup luar biasa untuk disatukan. Tapi saya pikir saya cukup jelas tentang bidang yang menjadi perhatian turnamen ini,” beber Southgate.

“Pembangunan stadion adalah yang pertama, dan tidak ada yang bisa kami lakukan sekarang. Jelas ada kekhawatiran yang terus berlanjut tentang hak-hak pekerja dan kondisi tempat tinggal mereka.”

“Tampaknya diterima secara universal, bahwa itu lebih baik daripada sebelumnya, tetapi tidak dalam posisi di mana orang berpikir itu bisa. Mungkin kebijakan yang telah diberlakukan, tidak selalu ditegakkan sebagaimana adanya.”

Terkait LGBT, Southgate menduga aturan yang ditegakan pemerintah Qatar membuat kaum LGBT memilih tak datang. Hal ini bisa mendatangkan kerugian bagi tim nasional Inggris.

“Lalu ada masalah yang berpotensi mengancam penggemar kami, ketika mereka bepergian. Hak-hak perempuan dan hak-hak komunitas LGBTQ+ pada khususnya. Sayangnya, melalui diskusi yang saya lakukan, saya tidak berpikir beberapa komunitas itu akan pergi, dan itu sangat memalukan,” tegas Southgate.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *