Sektor tunggal putri kembali tak bisa berbicara banyak di turnamen bulu tangkis di awal tahun 2020. Setelah gagal total di Malaysia Masters 2020 beberapa waktu lalu, kali ini para wakil tunggal putri harus angkat koper berjemaah di babak pertama Indonesia Masters 2020.
Meski tampil di kandang sendiri di Istora, Senayan, Jakarta, tiga wakil tunggal putri Indonesia kompak angkat koper di babak pertama.
Kepala Pelatih Tunggal Putri PP PBSI Rionny Mainaky, pung angkat bicara terkait performa para pemain. Menurutnya para pemain masih kurang sabar dan tak bisa menjaga konsistensi.
“Padahal kemarin sudah bagus mainnya waktu lawan Pai Yu Po (Taiwan), sudah bisa kuasai lapangan, nggak buru-buru. Kalau tadi melawan Li bisa kontrol sedikit lagi, bisa dapat sebenarnya, harus lebih sabar, lebih tahu sedikit bagaimana kalau menghadapi lawan ini,” ungkap Rionny seperti dilansir dari Badmintonindonesia.org terkait performa Ruselli Hartawan.
Sementara itu Fitriani juga takluk dari lawannya. Menurut sang pelatih, Fitriani memang kalah di laga itu. Namun sang pemain telah menunjukkan perkembangan.
“Di game kedua sudah bangkit, biasanya kalau bisa balik, hilang lagi, tapi ini bisa sampai akhir game, memang sudah mulai balik lagi hawanya. Saya bilang sama dia, kamu harus teruskan, karena harus kamu yang berusaha, kami tidak tahu apa yang membuat kamu tidak yakin di lapangan,” sambung Rionny.
Sementara itu Gregoria Mariska yang kandas di tangan tunggal putri Jepang, Akane Yamaguchi disebut telah berjuang maksimal.
“Yamaguchi benar-benar di kondisi yang bagus, sudah hampir mati tapi dia bisa mengembalikan. Kalau bukan Yamaguchi, mungkin sudah selesai, Yamaguchi ulet sekali, dia sabar juga, bisa membaca serangan,” lanjut Rionny.
Meski begitu ia berharap agar Gregoria bisa terus memperbaiki diri terutama mengurangi kesalahan sendiri.
“Lebih baik lagi kalau kesalahannya dikurangi, karena ulet sekali Yamaguchi itu. Ya penampilan Gregoria bagus, tapi kalau menang pasti lebih puas,” tegasnya.
Usai ditaklukkan Yamaguchi, Gregoria mengatakan dirinya sebenarnya berpeluang memenangi pertandingan andai saja mampu menjaga keunggulan 18-15 di game ketiga.
“Di game kedua awal, penyesuaian saya lambat, saya gampang bikin kesalahan sendiri. Seharusnya sudah tahu di game pertama Yamaguchi mainnya seperti apa, tapi saya malah melakukan kesalahan yang sama. Kalau saya lebih cepat kuasai lapangan, dia juga sudah terbebani kalah di game pertama dan pasti akan ramai,” ungkap Gregoria.
Berita Terkait
-
Liverpool Benamkan Manchester City di Anfield
-
Chelsea Jamu Aston Villa di Pekan ke-13 Premier League 2024/2025
-
Big Match Pekan ke-13 Premier League 2024/2025, Liverpool Jamu Manchester City
-
Indonesia Kirim Wakil di Semua Sektor, Ini Daftar Peserta BWF World Tour Finals 2024
-
Liverpool Petik Poin Sempurna di Kandang Southampton dalam Drama 5 Gol