Lewat laga sengit rubber game, pasangan Lanny Tria Mayasari/Jesita Putri Miantoro akhirnya berhasil mengalahkan Melani Mamahit/Tryola Nadia dengan skor 19-21, 21-13, 21-13. Hasil ini sekaligus menjadi penentu kemenangan tim Garuda atas tim Rajawali dengan skor sementara 3-1 di pertandingan hari pertama Mola TV PBSI Thomas & Uber Cup Simulation 2020.
Kehilangan game pertama membuat Lanny/Jesita mengubah strategi mereka di game kedua dan game ketiga. Hal ini ternyata berhasil, Melani/Tryola kesulitan menghadapi taktik yang dijalankan Lanny/Jesita.
“Kami ubah pola main, di game pertama kami banyak adu kencang-kencangan pukulan. Kami lebih mengatur pukulan di game kedua dan ketiga, banyak lob, chop dan kalau dapat kesempatan untuk menyerang baru menyerang,” tutur Lanny seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.
“Dari awal sih belum mengira akan menang karena kalau di latihan memang ramai, menang-kalah dari mereka. Hari ini kami tampil nothing to lose tapi tetap waspada,” ujar Jesita.
Lanny/Jesita juga sudah mengantisipasi upaya Melani/Tryola yang ingin mengembalikan pola main seperti di game pertama. Namun karena lebih siap, Lanny/Jesita bisa mengontrol jalannya permainan hingga akhir game ketiga.
“Masih banyak yang harus kami perbaiki, jangan banyak mati sendiri dan jangan blank, fokus harus dijaga,” kata Lanny.
Sebelumnya poin tim Garuda disumbangkan oleh Gregoria Mariska Tunjung yang amankan angka pertama. Gregoria memetik kemenangan dari Fitriani dari tim Rajawali, dengan skor 21-15, 21-10. Skor sementara Garuda unggul 1-0 atas Rajawali.
Menilai penampilan lawan, Gregoria mengatakan Fitriani tidak tampil di permainan terbaik karena sedang mengalami cedera pada tepalak tangan kirinya.
“Menurut saya, dengan kondisi seperti itu agak menyulitkan buat Fitriani untuk mengambil bola yang susah. Seperti tidak ada balance,” kata Gregoria soal lawan.
Lebih lanjut Gregoria mengatakan dirinya berusaha untuk mengurangi kesalahan sendiri. Ia tetap mengapresiasi Fitriani sebagai pemain yang ulet. Untuk itu ia pun harus mengimbangi dengan menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
“Saya lebih fokus untuk mengurangi kesalahan sendiri. Fitriani adalah pemain yang ulet dan susah untuk dimatikan. Sebisa mungkin saya kurangi error, lebih sabar dan nggak mau cepat-cepat mematikan,” sebut Gregoria.
Kemenangan pertama dipandang Gregoria sebagai sesuatu yang krusial di pertandingan beregu. Dengan membuka jalan bagi tim, maka pemain yang akan bertanding selajutnya jadi lebih bersemangat.
Tim Garuda belum mematok target di simulasi Piala Uber. Dikatakan Gregoria, tim Garuda tentunnya ingin menjadi juara namun tidak mau hal ini dijadikan sebagai beban.
Berita Terkait
-
Liverpool Benamkan Manchester City di Anfield
-
Chelsea Jamu Aston Villa di Pekan ke-13 Premier League 2024/2025
-
Big Match Pekan ke-13 Premier League 2024/2025, Liverpool Jamu Manchester City
-
Indonesia Kirim Wakil di Semua Sektor, Ini Daftar Peserta BWF World Tour Finals 2024
-
Liverpool Petik Poin Sempurna di Kandang Southampton dalam Drama 5 Gol