Meski Juara Piala Super Eropa 2024, Ancelotti Puji Atalanta

Real Madrid baru saja mengklaim trofi Piala Super Eropa 2024 dengan mengalahkan Atalanta di International Stadium, Warsawa, Polandia, pada Kamis, 15 Agustus 2024 dini hari WIB dengan skor 2-0.

Meski begitu tidak mudah bagi Madrid untuk mengunci kemenangan sebab lawannya mampu memberikan perlawanan berarti. Madrid baru bisa memecah kebuntuan di paruh kedua melalui Vederico Valverde dan bintang barunya Kylian Mbappe.

Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti mengakui hal tersebut. Ia menyadari timnya dibuat menderita oleh klub asal Italia itu di babak pertama.

“Kami sedikit menderita di babak pertama karena Atalanta sangat menekan, dan bertahan dengan sangat baik,” tandas Ancelotti.

Pelatih asal Italia itu menyebut mereka sedikit bernapas lega di babak kedua dengan skema permainan terbuka sehingga bisa mencetak dua gol.

“Di babak kedua, permainannya sedikit lebih terbuka. Mereka menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan kami memiliki ruang lebih besar.”

Pria yang karib disapa Don Carlo itu mengakui Atalanta lebih banyak memenangi duel di babak pertama.

“Di babak pertama, mereka lebih banyak memenangi duel dan kami memiliki lebih banyak kesulitan. Dengan ruang, Rodrygo, Vinicius, dan Mbappe sangat berbahaya,” tutupnya.

Bagi Atalanta kekalahan ini membuat mimpi mereka merebut trofi prestisius pupus. Sang pelatih, Gian Piero Gasperini pun kecewa timnya gagal membuat kejutan kepada Sang Raksasa.

“Saya cukup yakin kami bisa menyulitkan Real Madrid dengan gaya sepak bola kami. Jelas, permainan berubah setelah gol mereka, terutama gol kedua yang harusnya bisa dihindari. Mereka tidak diragukan lagi pantas menang,” aku Gasperini.

Ia mengakui timnya mampu mengawali pertandingan dengan baik. Mereka bisa tampil baik sepanjang babak pertama hingga awal babak kedua. Bahkan mereka memiliki sejumlah peluang emas melalui Pasalic dan Lookman.

“Kami mengawali babak kedua dengan baik dan memiliki peluang emas lewat Pasalic, juga ketika Lookman mendapat umpan dan anehnya memutuskan untuk tidak menendang dengan kaki kirinya saat gawang terbuka lebar.”

Hannya ia menyadari keberuntungan belum berpihak pada mereka. Dalam kedudukan tertinggal jelas sulit bagi mereka untuk mengejarnya.

“Jelas, dalam laga seperti ini siapa pun yang unggul akan mendapatkan momentum dan menjadi sulit (bagi lawannya) untuk bangkit, seperti yang kami lakukan di Dublin,” pungkas pria asal Italia itu.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *