Evaluasi Terhadap Tim Indonesia Usai Gagal Total di Piala Sudirman 2023

Piala Sudirman 2023 sungguh tak berpihak pada tim Indonesia. Alih-alih berbicara banyak, Indonesia malah tersingkir di babak perempat final di hadapan tuan rumah China, 0-3.

Lantas bagaimana evaluasi terhadap permainan tim Merah-Putih?

“Kami mohon maaf kepada badminton lovers dan masyarakat Indonesia karena belum mampu meraih kemenangan dan memboyong Piala Sudirman tahun ini. Para pemain sudah berjuang maksimal. Telah berjuang hingga titik darah penghabisan. Tugas berat sudah dilaksanakan, meskipun kita belum berhasil meraih kemenangan,” beber manajer tim, Armand Darmadji.

Armand tetap memberikan apreasi kepada tim Indonesia yang tampil kompak dan menjadi modal untuk menghadapi event-event selanjutnya.

“Meskipun belum berhasil, saya sebagai manajer tim tetap bangga. Kebersamaan dan kekompakan tim ini menjadi energi positif yang sangat baik untuk terus dijaga. Kita harus bangkit, semua harus berbesar hati, jangan minder atau sampai down.”

“Semua sudah berjuang mati-matian di lapangan. Saya bangga. Terima kasih atas perjuangan pemain, pelatih, dan tim pendukung. Semoga ke depan, kita bisa memboyong Piala Sudirman.”

Pelatih tunggal putra, Irwansyah mengevaluasi permainan Anthony Ginting yang tampil di partai kedua menghadapi Shi Yi Qi.

“Saat memimpin 18-13 di gim pertama, pola dan strategi permainan Ginting sebenarnya sudah benar. Permainan di depan, sudah dikuasai. Kecepatan permainan depan mampu ditingkatkan dan itu tak mampu diikuti lawan.”

Hanya saja Ginting tak mampu menjaga konsistensi yang membuat lawan bisa memaksimalkan kesempatan untuk mencuri kemenangan.

“Tetapi, setelah itu, permainan Ginting malah jadi ragu. Sebaliknya lawan malah jadi lebih berani melayani permainan depan. Lawan juga makin yakin dan gantian mampu mengontrol permainan depan. Padahal sebelumnya saat permainan depan bisa mampu dikontrol Ginting, lawan juga sempat bingung.”

Ia menegaskan peluang Ginting memenangi laga itu terbuka. Hanya saja situasi berubah ketika lawan mulai bangkit dan mendapatkan kepercayaan diri.

“Gim kedua, saat permainan bisa dikontrol lawan terus, Ginting jadi banyak mati sendiri. Apalagi, Shi Yu Qi itu pemain yang matang. Punya teknik pukulan yang komplet. Selain itu, pukulannya juga tajam, kencang, dan akurat yang susah dikembalikan.”

Perjuangan Ginting di set kedua makin sulit setelah lawan mampu unggul jauh. Ditambah lagi pukulan-pukulan Ginting bisa diantisipasi lawan.

“Karena Ginting ketinggalan angka yang demikian jauh di gim kedua, lawan bisa lebih nyaman menyerang. Sementara semua pukulan-pukulan Ginting juga mudah tertebak. Dia pun akhirnya tidak bisa bermain normal.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *