Kubu Paris Saint-Germain (PSG) tentu menyesali kegagalannya menjadi juara Liga Champions Eropa. Padahal peluang itu sudah ada di depan mata. PSG yang untuk pertama kali lolos ke final Liga Champions harus mengakui keunggulan Bayern Muenchen pada partai final yang digelar di Estadio da Luz, Portugal pada Senin, 24 Agustus 2020 dini hari WIB.
Gelandang PSG, Ander Herrera pun mengungkapkan perasaannya usai laga tersebut. Menurut mantan pemain Manchester United itu timnya merasa amburadul dan sulit untuk berkata-kata lebih lanjut.
“Kami merasa amburadul. Kami mesti berpikir, merenung. Kami sudah mencapai sesuatu yang sangat besar, kami membangun sesuatu untuk klub dan suporter. Tidak ada lagi kata-kata untuk siapapun.”
Lebih lanjut ia mengatakan kekalahan ini membuatnya sulit tidur. Mereka harus memikirkan tentang apa yang sudah terjadi untuk menjadi lebih baik di musim-musim mendatang.
“Besok, kami akan harus memikirkan tentang apa yang sudah kami lakukan, hal-hal yang bisa kami lakukan bersama. Ini akan membuat sulit tidur, bahkan ngomong.”
Kegagalan musim ini, demikian Herrera memacu mereka untuk musim-musim mendatang. Ia menegaskan mereka akan berusaha untuk lolos ke final musim depan. Kesalahan musim ini bisa menjadi pelajaran untuk musim depan.
“Kami akan berusaha kembali ke final. Kami tidak akan membuang apa yang sudah kami lakukan. Kami memiliki banyak peluang, kukira lebih banyak dari mereka,” sambungnya.
Ia mengatakan di laga kontra Muenchen timnya memiliki sejumlah peluang. Ia mencatat ada enam atau tujuh peluang yang mereka miliki. Untuk itu ia meminta timnya untuk tetap solid di musim-musim mendatang.
“Ini adalah sebuah final, kalau Anda tidak mencetak gol… Kami punya enam atau tujuh peluang tapi sebaliknya mereka punya kualitas yang besar. Kami perlu tetap kompak, dan mulai hari Sabtu kami mengejar mimpi kami selanjutnya,” tegasnya.
Muenchen mencatatkan kemenangan satu gol tanpa balas berkat gol tunggal Kingsley Coman di menit ke-59. Joshua Kimmich yang memberikan assist pada gol tersebut mengapresiasi kerja timnya, terutama sang pelatih, Hansi Flick.
“Hansi Flick telah membuat kami berada dalam kondisi yang sangat baik sejak saat latihan. Ia juga memberi kami kepercayaan diri untuk menghadapi laga ini,” beber Kimmich.
“Setiap kemenangan membuat kami semakin percaya diri. Saat Anda membuat kesalahan, pemain lain pasti akan menebusnya.”
Pemain berusia 25 tahun itu mengakui timnya tidak tampil sempurna di laga tersebut. Namun demikian secara keseluruhan ia menilai mereka layak untuk menjadi juara. Bagaimana menurut anda?
Berita Terkait
-
Berikut Aturan Terbaru Relay Point Piala Suhandinata 2024
-
Kesan Pemain Indonesia Usai Jajal Arena Kejuaraan Dunia Junior 2024
-
Kirim Skuad Terbaik, Akankah Trofi Suhadinata Kembali ke Tanah Air?
-
Real Madrid 3-2 Alaves, Tim Tamu Buat Tuan Rumah Panik
-
Indra Sjafri Optimis Garuda Nusantara Raih Hasil Positif di Kualifikasi Piala Asia U-20 2025