Tembus Final Australia Open 2022, Pertama Kali dalam Sejarah Gregoria Mariska

Gregoria Mariska Tunjung mengukir sejarah. Tunggal putri berusia 23 tahun itu sukses melangkah ke partai final Australia Open 2022. Ia mengalahkan Han Yue asal China untuk menggapai final pertamanya di turnamen World Tour Super 300.

Dalam laga semifinal yang digelar di Quay Centre, Sydney Olympic Park, Sydney, Jorji tampil gigih. Dia ngotot dan tampil tidak mau kalah menghadapi Han Yue yang terakhir mengalahkannya di semifinal Hylo Open 2022.

Lewat perjuangan keras, Gregoria pun akhirnya menang 18-21, 21-16, 21-14 dalam waktu 56 menit. Kemenangan ini pun mengantarkannya maju ke final turnamen berhadiah total 180 ribu dolar AS itu.

“Senang dan puji Tuhan saya bisa menang dan maju ke final. Tadi itu perjuangan yang tak mudah. Perlu usaha keras untuk bisa ke final,” beber Jorji melansir situs resmi PBSI.

Lebih lanjut, pemain kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah ini begitu senang karena sudah lama tidak merasakan partai final.

“Setelah lama nggak ke final turnamen level world tour, saya kini bisa lagi ke final di turnamen seperti di Australia Terbuka ini. Terus terang saya juga kangen juara,” ujar Gregoria yang terakhir juara di Finlandia Terbuka 2018.

Jalannya pertandingan memang seru dan sengit. Gregoria sempat memimpin namun mampu dikejar pemain yang menduduki rangking 12 dunia asal Negeri Tirai Bambu itu.

“Tadi setelah memimpin 9-8, lawan rupanya mengubah pola permainan. Saya kehilangan tujuh poin beruntun akibat kesalahan sendiri jadi 9-15. Saya jadi hilang ritme karena lawan mengubah pola menjadi pelan. Sementara saya jadi buru buru dan mati sendiri,” tutur Gregoria.

Diakuinya, Han Yue memang lawan yang memang punya kelebihan. Dia bisa bermain safe. Selain itu, kualitas bolanya begitu matang dan bisa main sabar.

“Setelah kalah, saya harus tetap berjuang dan pantang menyerah saja. Saya bisa belajar dan tidak ingin main seperti gim pertama tadi,” sebut juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 itu.

Jorji mengaku belajar dari pertemuan sebelumnya. Ia berusaha mengurangi kesalahan yang tidak perlu.

“Pada gim kedua, saya juga belajar dari kekalahan di Hylo Open lalu,” ucap Gregoria.

Dalam pertandingan di gim ketiga, dengan kondisi sama-sama capek, Gregoria hanya berprinsip harus bisa tahan saja. Dia memaksa untuk tidak gampang menyerah.

Di final Gregoria menantang unggulan pertama, An Se Young asal Korea Selatan yang di semifinal mengalahkan Pornpawee Chochuwong (Thailand), 21-16, 21-11.

Gregoria juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada suporter Indonesia yang datang mendukungnya.

Sayang keberhasilan Gregoria tidak diikuti Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Pasangan ganda campuran profesional ini takluk kepada Kim Won Ho/Jeung Na Eun asal Korea Selatan dengan skor 21-14, 13-21, 8-21.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *