Liliyana Kenang Masa Sulit Bersama Tontowi Jelang Olimpiade

Mengenang masa-masa pengorbanannya dan Tontowi sebelum olimpiade, Liliyana Natsir mengatakan bahwa jadi atlet tahan banting itu perlu. Sewaktu mengikuti program olimpiade yang sangat berat, apalagi di usianya yang tidak muda lagi, kedua pemain ini tidak terlalu memusingkan kendala kecil yang mereka hadapi.

“Dulu itu kalau badan pegal, anget sedikit, otot ketarik sedikit atau kalau perempuan ada sakit perut saat berhalangan. Itu saya hajar semua, sakit sedikit tahan saja, kecuali kalau cedera, baru perlu bantuan medis,” beber Liliyana.

Lebih lanjut perempuan yang karib disapa Butet itu mengatakan untuk rasa sakit  yang tak berlebihan ia akan berjuang untuk menahannya. Ia mengatakan kalau sampai tidak bisa latihan berarti kondisi badannya benar-benar tak bisa berbuat apa-apa.

“Tapi kalau sakit sedikit ya tahan, nanti lama-lama hilang sendiri. Makanya kalau sampai nggak latihan, berarti badan saya sudah benar-benar nggak bisa bangun,” sambung Liliyana seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Sifat disiplin dan berkemauan kuat yang dimiliki Liliyana ternyata menular ke Tontowi. Hal ini pun diakui Tontowi yang banyak belajar dari Liliyana, ia menjadi figur atlet yang selalu haus akan gelar juara.

Mundurnya Tontowi dinilai Liliyana membuat tim ganda campuran pelatnas tentu kehilangan satu figur teladan. Liliyana berharap pemain-pemain muda dapat mencontoh kerja keras Tontowi yang telah membuahkan hasil.

Liliyana juga menilai Tontowi cukup terbuka menerima kekalahan dan mau introspeksi diri, inilah yang membuat Liliyana bisa mengandalkan pasangan mainnya tersebut.

Liliyana sebagai senior pun selalu berusaha untuk bersikap fair kepada Tontowi. Ia pernah secara blak-blakan pada Tontowi untuk menegurnya jika ada hal yang tidak disukai atau tidak berkenan di hati Tontowi.

Di beberapa sesi wawancara bersama media, tak jarang Liliyana mengakui permainannya sedang tidak maksimal dan ia memuji Tontowi yang mampu menutupi celah tersebut sehingga mereka tetap bisa merebut kemenangan.

“Memang saya lebih senior, tapi namanya senior kan nggak luput dari kesalahan. Owi boleh kok bilang, kayaknya cik Butet terlalu neken saya deh. Kalau saya ‘mati-mati’ di lapangan, cik Butet dukung saja dulu ya. Sampai begitu, dan komunikasi ini berhasil di kami,” jelas Liliyana.

Mundurnya Tontowi Ahmad dari bulu tangkis tentu meninggalkan pekerjaan rumah bagi para penerusnya. Generasi penerus tertantang untuk bisa mengulangi pencapaian Tontowi dan Liliyana yang mampu meraih banyak gelar.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *