Jonatan Christie: Atmosfer Olimpiade Beda dengan Asian Games

Jonatan Christie menjadi salah satu harapan Indonesia di sektor bulu tangkis Olimpiade Tokyo yang akan digelar dalam waktu dekat. Secara teknik dan pengalaman, pemain kelahiran Jakarta, 15 September 1997 itu tak perlu diragukan lagi.

Pemain yang karib disapa Jojo itu terbilang cukup sukses di ajang multievent. Jojo sudah berhasil menaklukkan SEA Games 2017 Kuala Lumpur dan Asian Games 2018 Jakarta dengan torehan medali emas.

Tapi hal itu tidak membuat Jojo jumawa, ia bahkan sadar betul Olimpiade adalah ajang yang sama sekali berbeda dari multievent lain.

Jojo berpendapat suasana dan atmosfer ajang-ajang lain berbeda dengan Olimpiade. Walau peta kekuatan tak berubah dengan Asia menjadi yang terdepan, namun bertanding di pesta olahraga terakbar sedunia itu tentu menghadirkan suasana berbeda.

“Suasana dan atmosfer Olimpiade pasti berbeda dengan Asian Games, Olimpiade ajang yang lebih besar walau memang kalau kita bicara bulutangkis kekuatannya masih ada di Asia dan saat itu saya bisa mencapai hasil yang bagus,” ungkap Jojo seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Walau demikian Jojo tak meremehkan para pemain Eropa. Ia menilai bulu tangkis di benua biru sudah mengalamai perkembangan signifikan. Banyak pemain bagus Eropa kini menjadi pesaing para pemain top dari Asia.

“Tapi tidak bisa dipungkiri sekarang pemain-pemain Eropa juga sangat bagus. Itu menunjukkan persaingan akan ketat di Olimpiade kali ini. Saya tidak merasa tertekan, lebih dibawa enjoy sih. Sekarang bagaimana mengatasi pikirannya, bukan pressure ya. Kan setiap atlet pasti maunya menang dan itu yang saya kontrol, saya pikirkan bagaimana mengatasinya.”

Walau mencoba enjoy, jojo mengaku tetap diliputi ketegangan menghadapi Olimpiade. Namun bukan Olimpiadenya yang membuat ia tegang, melainkan kondisi dunia yang sedang tidak menentu karena pandemi Covid-19.

“Tegang sudah pasti ada tapi saya tegangnya bukan karena apa-apa, lebih karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan dengan kondisi seperti ini. Ambil contoh di All England kemarin, kita sudah di sana, terus tiba-tiba tidak bisa bertanding. Itu cukup membuat down. Makanya saya sekarang lebih berpasarah pada Tuhan, semua sudah ada jalan dari-Nya. Saya berdoa semoga kejadian itu tidak terulang lagi,” ungkap Jojo.

Ditanya mengenai target, Jojo mengaku ingin mendapat hal yang baik dari keikutsertaan pertamanya di Olimpiade tahun ini.

“Harapannya bisa dapat sesuatu hal yang baik, kalau untuk dapat medali di Olimpiade pasti semua juga ingin tapi sejauh ini saya mau coba lakukan yang terbaik dulu dan saat masuk di lapangan tunjukkan kalau ini sudah mewakili Indonesia dan siap berjuang mati-matian,” ujarnya.

Tim bulutangkis Indonesia memastikan mengirim tujuh wakil atau 11 atlet ke Olimpiade Tokyo 2020. Mereka adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri) dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran). Mereka sudah menjalani tes PCR pada hari Minggu (4/7) dengan hasil semua negatif. Tes ini menjadi salah satu bagian dari persyaratan pendaftaran ke Olimpiade.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *